Ketahui berbagai jenis Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang dirancang untuk memenuhi beragam kebutuhan dan kondisi keuangan Anda.
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah salah satu solusi populer bagi masyarakat yang ingin memiliki hunian tanpa harus membayar penuh di awal.
Bank atau lembaga pembiayaan lainnya memberikan dana kepada pembeli rumah yang nantinya akan dicicil dalam jangka waktu tertentu.
Seiring dengan berkembangnya kebutuhan masyarakat, KPR pun hadir dalam berbagai jenis, masing-masing memiliki karakteristik, keuntungan, dan persyaratan yang berbeda. Berikut adalah ulasan tentang jenis-jenis KPR yang perlu Anda ketahui:
1. KPR Subsidi: Pilihan Terjangkau untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah
KPR subsidi adalah skema pembiayaan rumah yang mendapat dukungan langsung dari pemerintah.
Melalui Cara Pengajuan KPR BTN ini, masyarakat berpenghasilan rendah diberikan kemudahan berupa suku bunga rendah, bantuan uang muka, dan tenor panjang. Ada beberapa varian KPR subsidi yang tersedia:
- FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan): Program ini memberikan suku bunga rendah tetap sebesar 5% per tahun, serta tenor hingga 20 tahun.
- SSB (Subsidi Selisih Bunga): Program yang menurunkan beban suku bunga melalui subsidi dari pemerintah.
- SBUM (Subsidi Bantuan Uang Muka): Bantuan langsung untuk meringankan uang muka yang harus dibayarkan.
Jenis KPR ini memberikan akses yang lebih mudah bagi masyarakat berpenghasilan maksimal Rp7 juta per bulan, dengan uang muka hanya sekitar 1% dari harga rumah. Namun, pembeli harus memenuhi persyaratan tertentu yang ditetapkan oleh bank pelaksana.
2. KPR Non-subsidi: Fleksibilitas dari Pihak Bank
KPR non-subsidi merupakan skema pembiayaan yang sepenuhnya diatur oleh bank tanpa bantuan langsung dari pemerintah.
Jenis KPR ini ditawarkan kepada masyarakat umum, termasuk mereka yang berpenghasilan lebih tinggi. Syarat, bunga, dan tenor cicilan sepenuhnya ditentukan oleh kebijakan masing-masing bank.
Keuntungan KPR non-subsidi terletak pada fleksibilitasnya: pembeli memiliki lebih banyak pilihan properti, dari rumah sederhana hingga properti premium.
Meski suku bunga cenderung lebih tinggi dibanding KPR subsidi, proses pengajuan KPR non-subsidi lebih sederhana dan tidak memerlukan persyaratan pendapatan tertentu.
3. KPR Syariah: Pilihan Tanpa Riba
Untuk Anda yang mengutamakan prinsip syariah, KPR syariah menjadi pilihan tepat. Berbeda dari KPR konvensional yang menggunakan suku bunga, KPR syariah menggunakan skema akad murabahah (jual beli) atau akad ijarah muntahiyah bit tamlik (sewa beli).
Dalam KPR syariah, bank akan membeli rumah terlebih dahulu, kemudian menjualnya kepada nasabah dengan harga yang sudah disepakati. Keunggulan utamanya adalah cicilan yang tetap hingga akhir tenor, sehingga tidak terpengaruh fluktuasi suku bunga.
Hal ini memberikan ketenangan bagi nasabah yang ingin membayar cicilan dengan jumlah yang konsisten.
4. KPR Refinancing: Solusi untuk Cicilan yang Lebih Ringan
Jika Anda merasa beban cicilan KPR yang berjalan terlalu berat, KPR refinancing bisa menjadi solusi.
Melalui skema ini, nasabah memindahkan sisa pinjaman KPR dari bank lama ke bank baru dengan bunga yang lebih rendah.
Dengan begitu, total cicilan bulanan dapat menjadi lebih ringan, dan Anda pun dapat mengatur ulang keuangan dengan lebih baik. KPR refinancing cocok bagi mereka yang ingin mengurangi beban cicilan tanpa harus menjual rumah.
5. KPR Angsuran Berjenjang: Keringanan di Awal Cicilan
Jenis KPR ini dirancang untuk memberikan keringanan pada awal masa pembayaran. Nasabah hanya membayar sebagian angsuran pokok hingga tahun ketiga, sehingga beban cicilan lebih rendah pada periode tersebut. Setelah tahun ketiga, angsuran akan kembali normal.
KPR angsuran berjenjang cocok untuk individu atau keluarga muda yang pendapatannya diperkirakan akan meningkat di masa mendatang.
6. KPR Take Over: Pindah ke Bank yang Lebih Menguntungkan
KPR take over memungkinkan nasabah memindahkan kredit rumah mereka dari satu bank ke bank lain yang menawarkan kondisi lebih baik.
Misalnya, jika bank baru memberikan bunga yang lebih rendah atau fasilitas yang lebih menarik, Anda bisa memanfaatkan KPR take over untuk menghemat biaya cicilan.
Proses ini biasanya melibatkan evaluasi ulang oleh bank baru dan pembayaran sisa pokok pinjaman di bank sebelumnya.
7. KPR Pembelian: Membeli Rumah Baru dengan Kemudahan Kredit
KPR pembelian adalah jenis KPR yang paling umum dan paling dikenal. Nasabah mengajukan pinjaman untuk membeli rumah baru, dan rumah tersebut menjadi jaminan kreditnya.
Dalam skema ini, bank memberikan dana kepada pengembang atau penjual rumah, sementara nasabah melunasi pinjaman tersebut dalam bentuk cicilan bulanan.
KPR pembelian sering kali dilengkapi dengan promosi tertentu, seperti diskon bunga atau subsidi uang muka, terutama untuk rumah yang dibangun oleh pengembang yang bekerja sama dengan bank.
8. KPR Duo: Kredit Rumah dan Properti Lainnya
KPR duo adalah jenis pembiayaan yang mencakup lebih dari sekadar rumah. Dengan KPR ini, nasabah bisa mendapatkan kredit untuk membeli apartemen, ruko, bahkan barang-barang lain seperti furnitur atau kendaraan.
Meskipun jarang ditawarkan, KPR Mandiri memberikan fleksibilitas bagi mereka yang membutuhkan pembiayaan multi-fungsi dalam satu skema kredit.
Kesimpulan
Memahami berbagai jenis KPR yang tersedia membantu Anda memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan Anda.
Apakah Anda mengutamakan suku bunga rendah, prinsip syariah, atau fleksibilitas pembiayaan, ada pilihan KPR yang dapat disesuaikan dengan kondisi Anda. Dengan menyesuaikan jenis KPR, Anda dapat memiliki rumah impian tanpa beban finansial yang terlalu berat.